Rabu, 14 November 2012

Serangan Cyber Terhadap Produsen F22 Raptor Meningkat Drastis


Lockheed Martin, produsen pesawat canggih F22 Raptor sekaligus kontraktor persenjataan terbesar pemerintah AS menurut laporan Reuter, harus menghadapi serancan cyber yang meningkat secara signifikan baik kecepatan maupun kecanggihan serangan.
Pesawat Tempur F-22 Raptor Produksi Lockheed Martin
Chandra McMahon wakil presiden sekaligus chief information security officer di Lockheed seperti dilaporkan Reuters menyatakan, jumlah percobaan penyerangan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir, bahkan dilakukan dengan lebih cepat.

McMahon mengkaim, sekitar 20 persen dari serangan dilakukan oleh negara lain serta kelompok yang memiliki tujuan mencuri informasi maupun mengancam operasi perusahaan. Namun ia menegaskan, Lockheed menganggap serangan yang terjadi sebagai peringatan agar perusahaan terus maju.

Menurut Reuters, kontraktor tidak luput menjadi sasaran para penyerang ketika mereka tidak dapat menembus jaringan Lockheed. Untuk mengatasi masalah ini Lockheed telah menghimbau para kontraktornya agar makin meningkatkan keamanan jaringan komputer mereka.

Jaringan komputer Lockheed sempat ditembus oleh hacker setelah dua kontraktornya diserang pada bulan Mei 2011. Menurut McMahon, alasan utama keamanan Lockheed berhasil ditembus ialah karena para hacker berhasil mencuri informasi dari pihak kontraktor.

Ia menambahkan, ini hanya salah satu contoh bagaimana giatnya para pelaku serangan cyber dan mereka sangat serius dalam menargetkan industri berbasis pertahanan.

Setahun sebelum jaringan komputer mereka di tembus pada tahun 2011, Lockheed berhasil memenangkan kontrak bernilai jutaan dolar untuk mengoperasikan lab cybercrime milik pemerintah AS. Kontrak dengan nilai 454 juta USD diberikan kepada perusahaan untuk membantu militer dalam melakukan penyelidikan terkait meningkatnya jumlah ancaman cyber, sekaligus memberikan dukungan teknis, fungsi serta manajerial untuk lab tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar