Anak-anak dan para remaja kerap menghabiskan
waktu menggunakan internet. Pada dasarnya ini merupakan salah satu media yang sangat
bermanfaat bagi mereka untuk belajar, bereksplorasi, bersosialisasi atau
bersenang-senang. Namun anak-anak
dihadapkan pada ancaman seperti cyberbullying atau terpapar konten tidak
pantas. Buat kamu yang telah memiliki anak atau orang yang lebih dewasa perlu
memberikan pemahaman kepada anak-anak cara agar tetap aman saat berinternet.
Berbicara dengan anak merupakan salah satu cara
terbaik agar mereka tetap aman. Kamu juga bisa menggunakan parent control di
media sosial, game online dan browser baik secara hardware maupun software
untuk menyaring atau memonitor apa yang dilihat anak.
Mencegah anak menggunakan internet atau ponsel
tidak akan membuat mereka aman dimasa mendatang, komunikasi sangat penting dalam
membantu mereka memahami cara agar tetap aman saat berinternet dan apa yang
harus dilakukan jika merasa takut atau tidak nyaman. Berikut tips buat para
orang tua.
1.
Buka
komunikasi lebih dini dan sering
Anak-anak dan remaja menghabiskan
rata-rata 12 jam perminggu untuk online dan menjadi bagian dari rutinitas awal
dalam kehidupan mereka. Jadi penting untuk mulai berbicara kepada anak sejak
dini bagaimana menggunakan internet secara aman. Lebih mudah melakukan
komunikasi singkat dan sering tentang internet yang aman, dibanding harus
membicarakan semua sekaligus dalam satu waktu.
Teknologi berubah seiring pertumbuhan
anak, tetap lakukan pembicaraan mengenai apa yang harus mereka lakukan ketika
online dan tetap ingatkan agar gunakan internet secara sehat.
2.
Internetan
Bareng
Minta anak memperlihatkan apa yang
mereka sukai ketika online dan tunjukkan ketertarikan kamu terhadap apa yang
mereka lakukan. Ini bisa membantu kamu memberikan ide yang lebih baik kepada
anak tentang apa yang mereka bangun, sekaligus memberi dukungan dan semangat
kepada mereka untuk mempelajari apa yang ingin mereka ketahui.
3.
Ketahui
Pertemanan Online Mereka
Anak tidak menganggap orang yang
mereka kenal secara online dimedia sosial dan game online sebagai orang asing,
mereka menanggapnya hanya teman online.
Jadi penting untuk melacak siapa
yang berteman dengan mereka saat online dan tanyakan pertanyaan seperti:
-
Siapa
teman yang paling sering mengajak online?
-
Bagaimana
mereka bisa berteman dengan sejumlah orang?
-
Bagaimana
mereka memilih siapa yang bisa menjadi teman online?
Jelaskan kepada anak, teman online mudah
berbohong tentang identitas seperti umur misalnya, karena tidak pernah bertemu
secara langsung.
Pastikan “freind” anak dimedia
sosial dan media online orang dewasa yang dipercaya. Kamu juga harus menjadi
“freind” sehingga bisa memantau profile dan posting dirinya. Namun setelah
bertambah besar bisa jadi mereka menolak pertemanan kamu, pastikan mereka berteman
dengan orang dewasa yang kamu percaya seperti bibi atau paman yang bisa segera
memberitahukan kamu bila melihat ada sesuatu yang menghawatirkan diprofile mereka.
4.
Buat
Aturan dan Batasan
Sebaiknya buat kesepakatan bersama
beberapa aturan dasar. Ini tergantung pada berasa usia anak kamu dan apa yang
kamu rasa tepat untuk mereka. Namun kamu mungkin perlu mempertimbangkan:
-
Jumlah
waktu yang mereka habiskan untuk online
-
Kapan
mereka online
-
Situs
yang bisa dikunjungi atau kegiatan apa saja yang bisa diikuti
-
Berbagi
gambar dan video
-
Cara
memperlakukan orang lain saat online dan tidak memposting sesuatu yang harusnya
disampaikan secara langsung
Bila mereka bermain game online:
-
Cek
batasan usia yang dibolehkan
-
Pastikan
kamu tahu dengan siapa mereka bermain
-
Beritahu
mereka informasi apa saja yang boleh diberikan kepada pemain lain
-
Negosiasikan
lama waktu mereka boleh bermain game online
5.
Pastikan
Konten Sesuai Usia Anak
Website, media sosial dan game yang digunakan
harus sesuai untuk usia mereka. Atur homepage browser kamu agar tertuju pada
situs web yang kamu senang bila mereka melihatnya.
Game online, situs film dan sejumlah
website menetapkan batas usia untuk bisa sign up dan batas usia ini untuk
melindungi anak-anak. Kamu tidak perlu tertekan bila membiarkan mereka sign up
atau menggunakan website yang kamu rasa belum terlalu cukup usia mereka untuk
menggunakannya.
6. Manfaatkan
parent control dalam menyaring, membatasi, memantau atau melaporkan Konten
Kamu dapat mengaktifkan parental
control untuk mencegah anak melihat konten internet yang tidak pantas atau
berbahaya.
- Sejumlah
Internet Service Provider (ISP) menyediakan kontrol yang membantu kamu
menyaring atau membatasi konten.
-
Laptop,
ponsel, tablet, konsol game dan perangkat lain yang terhubung ke internet
memiliki pengaturan untuk mengaktifkan parental control.
-
DNS
filter seperti Nawala dan berbagai software
bisa digunakan dan diperoleh secara gratis untuk memfilter, membatasi
dan memonitor apa yang bisa lihat di internet
7.
Pengaturan
privasi dan tool pelaporan
Periksa pengaturan privasi dan semua
akun online yang mereka punya seperti Facebook maupun game dan ingatkan agar
selalu menjaga informasi diri pribadi mereka.
Beritahu anak apa yang perlu mereka
lakukan bila melihat konten atau dihubungi seseorang yang mencurigakan atau
menggangu mereka. Pastikan mereka tahu cara menggunakan tool untuk melaporkan
penyalahgunaan.
Kamu tidak perlu menjadi seseorang yang ahli
dalam internet, memberikan pemahaman mengenai resiko yang akan dihadapi
anak-anak saat online cukup membantu membuat anak tetap aman saat online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar