Panduan
perusahaan ramah lingkungan Greenpeace untuk pertama kalinya dalam sejarah menempatkan
Wipro perusahaan elektronik asal India pada peringkat teratas, mengalahkan
perusahaan teknologi asal AS seperti Apple, HP dan Dell.
Greenpeace Guide To Greener Electonics November 2012 |
Greenpeace
merilis Guide to Greenr Electronic terbaru hari Senin dan mengumumkan Wipro
menempati peringkat tertinggi, mengalahkan 16 perusahaan lain.
Guide
to Greener Electronics yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2006, meneliti
kondisi lingkungan perusahaan penghasil perangkat elektronik, seperti
penggunaan zat beracun pada perangkat yang diproduksi, kemudian seberapa jauh perusahaan
mendaur ulang produk lama mereka dan seberapa besar penggunaan energi untuk
memproduksi dan mengirim produknya, sekaligus sumber energi yang mereka
gunakan.
Perusahaan
juga memperoleh point bila mereka memiliki program dalam upaya mengurangi emisi
karbon yang dihasilkan serta mendukung kebijakan politik dalam program
berkelanjutan. Perusahaan teratas dalam panduan terbaru Greenpeace antara lain,
Wipro, HP, Nokia dan Acer, sementara perusahaan dengan peringkat terbawah ialah
Sharp, Toshiba dan RIM.
Greenpeace
mengungkapkan, ini pertamakalinya perusahaan asal India Wipro ada dalam daftar
dan memulai debutnya dengan meraih peringkat teratas, yang didorong sebagian besar oleh kepedulian Wipro terhadap
perubahan iklim.
Sementara
Wipro menyatakan, pihaknya berencana mengurangi emisi gas rumah kaca dari 44
persen pada 2015 menjadi 85 persen melalui penggunaan energi hijau. Wipro juga
mendukung kebijakan pemerintah India mengenai pemanfaatan energi hijau serta sel
surya.
Pemerintah
India sendiri telah mengembangkan rencana agresif mengenai pemanfaatan energi
bersih, yang mungkin lebih bersifat aspiratif dibanding realistis. Pemerintah
India berharap bisa memperoleh listrik sebesar 3 GW melalui pemasangan sel
surya pada 2016, jauh lebih besar dari pemasangan sel surya pada 2010 yang
hanya menghasilkan 54 MW.
India
berencana menambah pembangkit listrik hingga 100 GW selama lima tahun kedepan,
yang sebagian besar memanfaatkan batu bara dan energi hijau dalam memenuhi
kebutuhan energi listrik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar